Friday, August 26, 2005

Kakek Tua

Kejadian ini berlangsung beberapa minggu yang lalu, sewaktu Tante Lily (mamanya Lala) masih di Bremen.

Di suatu Senin siang, sewaktu sedang berdiri di Halte Gelsenkirchenerstrasse menunggu bis 59 ke Wal-Mart, di depanku melintas seorang kakek tua naik sepeda (yang boleh dikata masih baru, sangat kinclong soalnya) dan pakai setelan jas :). Di bagian depan sepedanya ada sebuah keranjang yang berisi barang2 belanjaan dia. Ahh, rupanya dia baru selesai berbelanja di Wal-Mart. Tapi yang membuat penampilan kakek itu agak 'beda' adalah karena dalam beberapa detik ketika dia melintas di depanku, dia menyempatkan diri menoleh, tersenyum ramah dan menganggukkan kepalanya.. Walah, aku sampai terpesona. Bukan karena ge-er atau apa, tapi kejadian ini kontras sekali dengan kejadian hari Minggu sebelumnya.

Hari Minggu kemarinnya, sewaktu berjalan2 di Bahnhof bersama Tante Lily, Lala, Viona, dan Felix, seorang nenek tua lewat di sebelah kami sambil ngoceh: "Sie sind alle dumm" [kalian semua bodoh]. Kebetulan yang denger itu Lala, trus karena takutnya salah dengar, sama Lala dibales: "Bitte..?" [maaf..?], dan nenek itu bilang lagi: "Dumm, alle sind dumm!", kali ini sambil mengangkat tongkatnya ke arah ke kami. Hah! Gak ada angin gak ada hujan, hari gini masih ada aja orang sinting berkeliaran di kota. Tapi enggak ding, kami yakin 100% nenek itu gak sinting. Kami rasa dia adalah satu dari banyak orang Jerman yang tidak suka dengan orang asing. Yaa itu hal yang biasa di sini.

Kembali ke kakek tua tadi, makanya aku jadi agak terkejut dia mau senyum ramah. Hmm, ternyata masih ada juga orang Jerman yang menghargai orang asing (pasti dong ya, duh hiperbolik banget ya kalimat ini).

Tak lama kemudian bis yang kutunggu datang. Ketika hendak naik ke bis, tiba2 dari arah depan terdengar suara benturan keras. Entah apa. Karena buru2, aku gak sempat lagi menengok. Kemudian bis mulai jalan. Baru jalan beberapa detik, aku sudah jerit2 di bis (dalam hati tapi :)). Di depan kami terjadi kecelakaan, rupanya itulah sumber bunyi keras tadi. Tapi yang membuat sangat shock, aku melihat tubuh kakek tua yang tadi tersenyum ramah, sedang digotong ke arah pinggir jalan, dengan kepala penuh berlumuran darah. Sepedanya yang kinclong itu sudah kelihatan peot, gak jelas lagi bentuknya. Mobil2 pada berhenti, orang2 pada berlarian menolong dia. Ada yang sekedar membawakan karton untuk alas tubuh dia, ada yang membawakan payung dan menudungi tubuhnya (karena tiba2 gerimis turun), ada juga yang berusaha menelpon... Pokoknya semua orang jadi pada sibuk nolongin kakek itu. Kasihan sekali..

Dari dalam bis, aku hanya bisa berdoa semoga kondisi kakek itu tidak terlalu parah..