Sunday, July 22, 2007

Shopaholic & Baby

Di salah satu halaman Kompas hari ini, Gramedia memasang iklan besar tentang buku2 baru terbit dengan harga diskon 10%. Salah satu buku yang menarik perhatian saya adalah Shopaholic & Baby karangan Sophie Kinsella, versi Indonesia. Ahh, buku favorit saya sudah ada terjemahannya rupanya.

Edisi pertama buku ini terbit Januari 2007, versi Inggris tentunya. Tapi sudah sejak akhir tahun 2006 saya menanti-nantikan buku ini. Tidak sabar ingin baca pengalaman Becky Bloomwood yang lagi hamil pertama, sama seperti saya! hehehe.
Begitu buku ini terbit (kebetulan waktu itu saya masih di Bremen), saya langsung berburu ke toko buku Thalia. Mau langsung beli, tapi suami waktu itu mengingatkan supaya saya konsentrasi dulu sampai selesai defense thesis (dia tahu betul kalo saya sudah pegang buku itu, gak akan saya lepasin sampe selesai bacanya:)). Akhirnya saya batalin beli buku itu.

Minggu ketiga Februari, begitu saya study saya selesai dan sekitar empat hari sebelum balik ke Indonesia, saya pergi lagi ke Thalia. Tapi saya kaget sekaligus sedih karena rupanya buku yang saya idam2kan itu sudah habis. Si mbak penjualnya bilang saya bisa pesan dan buku itu akan datang dalam waktu kurang dari seminggu. Alamak, tgl segitu mah saya sudah berpanas2-ria di Surabaya...
Saking sedihnya (atau mungkin karena kurang cerdas juga kali ya), saya sampe gak terpikir untuk mencari di toko buku lainnya. Saya pulang dengan tangan hampa. Sampai rumah langsung buka amazon.de, hmm semua seller ada di UK, belum ada seller dari Jerman. Artinya, kalaupun saya order, tetap saja nyampenya semingguan. Ok, amazon dilewatin saja. Saya coba cek ebay.de, ternyata belum ada yang jual:(
Keesokan harinya, ketika pikiran saya sudah mulai waras, saya coba ke Thalia cabang lainnya (kebetulan di Bremen ada tiga cabang). Sukur banget di salah satu cabang ternyata masih ada sisa stok, cuman satu biji loh! Horeee...

Shopaholic & Baby memang bacaan hiburan yang tepat untuk ibu2 muda terutama yang baru pertama kali hamil. Buku ini penuh dengan kisah2 konyol si Becky, beberapa diantaranya kalau dipikir secara logika rasanya gak mungkin terjadi. Tapi dibalik semua itu, saya pribadi sungguh terhibur dengan buku ini. Saya jadi merasa tidak sendirian mengalami beberapa 'keanomalian' selama masa hamil ini, misalnya kadang2 saya dihinggapi rasa kuatir dan cemas yang berlebihan, atau tiba2 saja saya bisa menangis karena sesuatu yang sepele saja, dsb. Kisah keseharian si Becky membuka mata saya kalau perasaan2 seperti itu memang biasa terjadi pada wanita hamil. Dan itu semua diceritakan dengan ringan dan jenaka...
Juga kisah tentang persiapan Becky dalam menyambut kehadiran si bayi, mulai dari kontrol rutin ke dokter, ikut kelas pre-natal, sampai ketika dia berbelanja perlengkapan bayinya yang tidak dia ketahui jenis kelaminnya!
Masih banyak lagi kisah seputar kehamilan si Becky yang sangat menginspirasi. So, buat ibu2 yang lagi hamil pertama, buku ini very recommended!

Monday, July 16, 2007

Terima kasih!

Terima kasih untuk setiap doa dan ucapan selamat yang diberikan tgl 15 Juli kemarin, baik yang disampaikan lewat email japri, milis, message dan comment di MP dan FS, lewat sms, ataupun telpon.
Saya masih ingat, 3 x 15 Juli yang lalu ngerayainnya masih di Bremen. Tapi 15 Juli tahun ini ngerayain dari negeri sendiri.
Kalau mau dibandingin, ada banyak perbedaan: ada yang dulu ada menjadi hilang, tapi ada juga yang dulu sempat hilang sekarang datang kembali :)
Satu yang tetap ada: kasih dan penyertaanNya yang tak berkesudahan, yang tak mampu saya hitung satu per satu, yang membuat saya tetap dan terus tertegun setiap kali mengingatnya. ..
Sekali lagi terima kasih!

Monday, July 02, 2007

Mendidik anak...

...sejak dalam kandungan.

Sejak usia kehamilan memasuki bulan kelima, saya sudah mulai merasakan gerakan2 si kecil dalam kandungan saya. Awalnya pelan dan hanya sesekali saja, tapi makin hari gerakan2nya makin terasa dan intensitasnya juga meningkat.
Dari beberapa buku yang saya baca, disarankan bahwa ketika si kecil sudah mulai bergerak, sebaiknya makin sering diajak berkomunikasi. Beberapa hal yang sejak awal saya dan suami sering lakukan (dan akhirnya jadi kebiasaan) adalah:
  • Pagi hari ketika bangun, suami membacakan (atau tepatnya membisikkan) satu-dua ayat buat si kecil. Kalo lagi begini, biasanya si kecil diam saja... Kami pikir, ohh mungkin dia juga lagi 'saat teduh' :)
  • Ketika suami sedang mendoakan si kecil dengan menumpangkan tangan di perut saya, saat itu si kecil suka bergerak2. Sepertinya dia mau bilang kalo dia senang jika didoakan...

Saat ini usia kandungan saya sudah masuk minggu ke-33. Si kecil makin sering melakukan manuver2 yang tak terprediksikan :) My godness, it's kicking and jumping almost all the time! Dia memang aktif sekali. Pada saat2 seperti itu, rasanya amazing banget. Saya dan suami tak henti2nya merasa heran, takjub, dan sangat bersyukur bisa mengalami masa2 seperti sekarang ini.

Ada satu hal yang belakangan ini kami coba terapkan: mengajarkan matematika pada si kecil. Malam hari adalah waktu favorit si kecil bermain2 dalam perut saya (ini menurut perasaan saya loh). Nah, saat itulah suami biasanya ngajak dia berhitung. Biasanya suami mengetuk perut saya beberapa kali, dan setelah itu si kecil pasti bales merespon dengan menendang. Maunya kami, kalo diketuk satu kali, si kecil juga bales nendang sekali, diketuk dua kali dia bales nendang dua kali, dst. Tapi kenyataan sering lain. Kadang suami ngetuk dua kali, dibales cuman sekali, atau kalau suami ngetuk sekali, dia malah nendang berulang kali. Kami pikir, wah matematikanya masih kacau nih :)
Gak papa, karena bukan itu sebenarnya point pentingnya. Yang kami ingin nikmati adalah adanya interaksi dengan si kecil. Setiap respon yang dia berikan, bagi kami seperti menunjukkan karakter dia yang mau dengar2an sama orang tua dan harapan kami nantinya dia akan jadi anak yang takut akan Dia.

Satu pengalaman yang gak bisa saya lupakan. Sekitar tiga minggu yang lalu ketika USG (usia kandungan 30 minggu), saat itu posisi si kecil masih sungsang: kepalanya masih di atas dan kaki di bawah. Orang bilang itu biasa kok, nanti juga muter sendiri. Tapi bagi saya itu sudah jadi sesuatu yang sangat menguatirkan (dasar paranoid ya!). Selain berdoa, saya juga jadi makin sering ngomong sama si kecil, saya minta supaya dia pelan2 muter ke bawah karena kalo gak gitu mamanya pasti dioperasi saat melahirkan dia. Dan saya jelasin juga kalo mamanya ini paling takut dioperasi, selain itu biaya operasi kan gak murah...
Beberapa hari yang lalu ketika USG lagi, ehh ternyata si kecil sudah muter, posisinya sudah gak sungsang lagi. Duh, pinternya anakku ini :)

Saat ini juga si kecil juga sudah mulai menunjukkan selera musiknya. Kalo saya dengar Mozart atau Handel, biasanya dia diam banget. Saya pikir, dia sedang menikmati, hmm oke juga selera dia :) Dan kalo saya puterin Enya atau Shania Twain, biasanya dia akan gerak2. Saya pikir, ohh dia lagi ikutan joget nih :)
Memang sering sekali pikiran2 saya ikut terlibat setiap kali si kecil menunjukkan responnya. Saya suka memberikan penilaian yang absolut, apakah itu berarti si kecil suka atau tidak. Bisa saja yang saya pikirkan itu benar, tapi bisa jadi itu karena saya memang berharapnya seperti itu. Harap dimaklumi saja, namanya juga pengalaman pertama...