Thursday, December 25, 2008

Selamat Natal

Selamat Hari Natal
dan
Selamat Tahun Baru


[Felix-Hesti-Deo]


Wednesday, August 20, 2008

20-08-2008... Deo genap 1 tahun

Kalau mengingat waktu setahun yang lampau, ketika melihat Deo pertama kali lahir, rasanya gak nyangka dia bisa seperti sekarang ini. Deo lahir dengan berat badan dibawah 3 kg, hanya 2630 gram. Belum lagi, ketika dia lahir air ketuban sudah hijau sehingga Deo harus disuntik antibiotik selama tiga hari pertama dia hidup di dunia. Untungnya dia bisa langsung dibawa pulang setelah tiga hari itu. Tapi karena kondisinya itu, dokter tidak mau memberi imunisasi pertama untuk bayi yang baru lahir. Deo harus menunggu tiga hari lagi baru dokter mau imunisasi dia. Tiga hari berikutnya dokter belum juga mau imunisasi karena berat badan Deo masih belum mencapai 3 kg. Seminggu kemudian ketika kami kembali, barulah Deo bisa diimunisasi...
Itu hanya sebagian kecil dari kisah kehidupan awal Deo :)

Dan waktu terus berjalan... Hari ini Deo genap berusia 1 tahun.
Banyak hal yang sudah terjadi. Setiap hari selalu saja ada perkembangan baru, yang membuat saya semakin takjub akan cara Allah berkreasi dalam hidup anak saya. Seringkali ketika sedang bermain bersama Deo, saya dan suami sering heran: "kok bisa ya Tuhan membentuk Deo sampe jadi kayak gini...:))".

Beberapa milestones Deo dan hal2 penting lainnya yang tersimpan dalam memori saya:
* 4 minggu: Deo sudah bisa melihat.
* 6 minggu: Deo pertama kali membalas senyum saya. Waktu lihat dia senyum, saya sampe nangis loh, padahal itu jam 01.00 loh :)
* 3 bulan: Di suatu pagi Deo mengangetkan saya dan papanya yang sedang tidur karena dia tiba2 bilang "Dheo, Dheo". Dia memanggil namanya sendiri :) -- Deo sudah bisa tengkurap.
* 6 bulan: Deo pertama kali bilang"mama" -- Deo mulai makan bubur instan (hanya mau Milna dan Mealtime ajah), sebelum makan saya ajari berdoa sambil melipat tangan -- Deo mulai ambil ancang2 merangkak -- Sangat suka musik, gak bisa tidur kalau gak dengar musik.
* 7 bulan: Deo mulai makan bubur tim buatan saya (setelah kenal bubur tim, gak mau lagi makan bubur instan, hehe) -- Deo sudah bisa duduk tegak sendiri dan mulai merangkak kemana2 (tempat favoritnya adalah dapur!).
* 8 bulan: Deo pertama kali digunduli.
* 10 bulan: Gigi pertama akhirnya nongol juga (lama boo nungguinnya) -- Deo sudah bisa berdiri sendiri dan mulai minta dititah kalau jalan -- Mulai menunjukkan minat yang mendalam pada benda2 elektronik seperti hp, remote, kamera, laptop, kalkulator (kami suka guyon dan bilang ke Deo kalo gedenya dia bisa jadi tukang servis atau montir yang handal, hehe).

* 11 bulan: Deo sudah bisa jalan sendiri, maksimal 2 langkah saja :) -- Kalau dengar musik favoritnya dia akan berjoget :) -- Kalau doa sudah gak pernah lagi ngoceh, dia sudah bisa diam sampai 'amin' diucapkan.
* 12 bulan: Berat badan 9 kg, tinggi 73 cm -- Gigi sudah 5 biji -- Tangan dan kaki kirinya lebih aktif dan lebih bertenaga -- Deo sudah berani jalan sambil bawa bola besar kesayangannya (hadiah dari Om Christmas!).

Begitulah perkembangan Deo dalam satu tahun ini. Selain sangat concern dengan perkembangan fisik, motorik, mental, dan intelektualitasnya, kami juga sangat memperhatikan perkembangan karakternya. Kami ingin supaya Deo tumbuh jadi anak yang takut akan Tuhan. Satu hal yang sampai sekarang masih sulit untuk saya terapkan adalah membacakan Firman Tuhan atau cerita2 Alkitab setiap hari untuk Deo. Itu PR penting buat saya :)

Kami bersyukur untuk hari ini, hari yang telah Tuhan tetapkan untuk Deo.
Terima kasih juga untuk teman2 yang selama ini selalu setia mengikuti perkembangan Deo, baik lewat blog ini maupun lewat email dan sms. Special thanks buat mbak Maria Prihandrijanti yang sering jadi tempatku bertanya dan curhat gak karuan (hehe), juga mbak Jisca yang jadi teman sharing via email...
Tuhan memberkati.

Friday, June 13, 2008

Deo vs Ari Wibowo



Senin malam yang lalu, 9 Juni 2008 pukul 19.00, ada KKR di GKI Manyar dengan menghadirkan Ari Wibowo yang akan memberi kesaksian. Karena saya termasuk ngefans sama Ari, makanya saya jadi semangat untuk pergi. Adik saya (yang ngekost dekat kampus ITS) jauh2 hari sudah mengirimkan sms, mengingatkan supaya saya gak lupa event penting itu. Dia juga bolak-balik mengingatkan supaya saya gak lupa bawa kamera dan nyiapin extra batere.

Tapi sayangnya, pas hari H-nya suami ternyata harus lembur dan pulang terlambat. Ketika suami tiba di rumah jam sudah menunjukkan pukul 19.15. Sudah tidak mungkin lagi untuk pergi KKR. Meski merasa kesal, saya (seperti biasa) tetap menyambut suami di depan pintu sambil menggendong Deo. Suami yang tahu kalau saya merasa kesal, langsung minta maaf dan mulai melakukan beberapa aksi lucu supaya saya tidak lagi kesal. Tapi rasa kesal itu rasanya sulit hilang...

Event ini sudah lama saya nantikan dan saya sudah mengatur segala sesuatunya supaya malam itu bisa pergi tanpa terlalu menguatirkan Deo (seandainya saya jadi pergi, itu adalah malam pertama saya meninggalkan Deo bersama nanny-nya dalam waktu yang cukup lama sejak dia lahir). Deo sengaja saya mandikan agak sorean, jadwal makan malamnya juga agak dimajuin. Kemudian botol susunya sudah saya siapkan dan saya masukkan dalam stereofoamnya (soalnya nanny-nya itu belum bisa menakar susu dengan tepat), pakaian tidur dan mainan yang biasa dia mainkan sebelum tidur juga sudah saya letakkan di tempat tidur...

Suami terus saja mengajak bercanda. Saya jadi tidak tega berlama-lama kesal, apalagi melihat wajah capek suami. Ketika suami bilang begini: "Gak usah jauh2 kalau mau lihat cowok cakep, di sini kan ada makhluk cakep juga... Tuh, lihat anakmu, lebih cakep dari Ari Wibowo toh?!", maka meledaklah tawa kami... Lenyap sudah rasa kesal itu.

Akhirnya malam itu kami lewatkan seperti malam2 biasanya: bermain dengan Deo, bergulat dan ikut berguling2 di tempat tidur, ngobrol dan mendengarkan ocehan Deo, sampai akhirnya dia kelelahan dan tertidur dengan sendirinya. Sambil menggendong Deo dan meletakkannya pada posisi tidurnya, saya mengucap syukur karena malam itu tidak jadi pergi. Waktu yang saya lewatkan bersama Deo selalu begitu berharga, tidak akan dapat tergantikan dengan event apapun. Dalam lelapnya, wajah Deo tampak begitu tenang. Suamiku memang benar, Deo jauh lebih cakep daripada Ari Wibowo. Jangankan Ari Wibowo, Tom Cruise dan Brad Pitt aja lewat kok. Ha-ha-ha.
---
Foto Ari Wibowo diambil dari: www.kapanlagi.com/free/ari_wibowo_13.html

Wednesday, April 23, 2008

Deo digunduli :)



Tgl 20 April kemarin adalah hari yang bersejarah buat Deo. Bukan hanya karena pada hari itu dia genap 8 bulan, tapi karena pada hari itu juga dia digunduli (untuk pertama kalinya).

Sejak Deo lahir, orang2 banyak yang kasih saran supaya dia digunduli antara umur 1-3 bulan. Alasannya supaya rambut bawaan lahir bisa langsung habis dan diganti dengan rambut baru. Selain itu, katanya kalo bayi digunduli bisa lebat juga rambutnya.
Tapi karena berbagai alasan juga, maka kami gak sempat2 juga menggunduli Deo. Yaa karena kami masih sibuklah, atau pas Deo lagi ada undangan pesta (gini2 Deo termasuk banyak teman di RT yang suka ngundang loh kalo mereka ultah, hehehe), dll...
Sampai kemarin itu, pas Deo ulang bulan ke-8, pas kami juga gak terlalu sibuk, dan pas Deo lagi gak sibuk menghadiri pesta2 ultah, jadi deh dia digunduli...
Sekedar diketahui ya, butuh waktu 3 hari untuk benar2 menggunduli Deo. Sekali lagi: 3 hari! Dari tgl 20-22 April, Deo 'dikerjain' tiap sore sebelum mandi :)
Susah sekali ternyata menggunduli dia pada umur segini, dimana dia lagi aktif2nya. Segala upaya dilakukan supaya dia bisa diam, tapi gak bisa lama... Saya jadi semakin paham kenapa bayi sebaiknya digunduli pada saat mereka masih berumur 1-3 bulan.
Tapi syukurlah akhirnya beres juga :) Silahkan dinikmati fotonya, tampak samping dan tampak depan. Oya, yang menggunduli dia tuh mamanya loh... *menepuk dada bangga*

Friday, April 11, 2008

ASI vs Susu Formula

Beberapa waktu yang lalu, di sebuah milis yang saya ikuti, sedang dibahas tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif pada bayi minimal enam bulan pertama. Para member jadi ramai membandingkan berapa lama anak mereka dapat ASI, ada yang pas enam bulan, ada yang sembilan bulan, setahun, bahkan sampai dua tahun. Semakin lama ASI diberikan, maka akan semakin baik perkembangan si anak: anak jadi pinter, kebal sama penyakit, dst, dst...

Pro dan kontra antara pemberian ASI dan susu formula juga bermunculan. Ada satu pendapat yang menyiratkan bahwa pertumbuhan bayi yang (hanya) diberi susu formula oleh ibunya tidak akan sebaik bayi yang memperoleh ASI eksklusif. Saya yang hanya jadi pengamat setia (hanya ngikutin diskusi tanpa berani berkomentar), jadi sedikit teriritasi membaca postingan itu. Kenapa? Deo, anak saya yang saat ini berusia 7.5 bulan sudah tidak lagi minum ASI, hanya mengandalkan susu formula dan makanan pendamping. Beberapa teman dekat tentu tahu betul alasannya...
Sampai akhirnya seorang mentor (yang sudah sangat senior) menuliskan bahwa ASI ataupun susu formula, bukan itu yang terpenting dalam membesarkan anak, tetapi keharmonisan dalam rumah tangga dan bagaimana mendidik anak, itulah yang sangat menentukan. Kombinasi dari nutrisi yang diberikan pada anak, ditambah dengan atmosfer dalam rumah dan lingkungan pergaulan, dan didikan dari orang tua, itulah yang nantinya akan membentuk si anak.

Saya pribadi sangat setuju dengan tulisan si mentor ini. Bukan karena menemukan alasan untuk membenarkan diri saya, tapi karena saya sendiri mengalami apa yang dibagikan si mentor ini.
Mendidik Deo, mengajarkan dia setiap hal, mengenalkan dia pada benda2 asing, menolong dia melakukan sesuatu yang belum bisa dia kerjakan sendiri, membentuk dia menjadi anak yang takut akan Tuhan, sambil tetap menjaga keharmonisan dalam rumah (hubungan dengan suami, pembantu, dll), bukanlah perkara yang mudah. Perlu banyak doa, hikmat, kesabaran, dan airmata...

Saya cuplikkan sebagian dari isi email si mentor, yang dia tuliskan berdasarkan prinsip2 Kristiani, tapi saya rasa baik untuk dibaca oleh semua ibu... Semoga berguna!

***********
dear teman-teman sesama ortu,

dari pengamatan saya, tampaknya anak sehat (jasmani dan rohani) itu adalah hasil sinergi dari faktor berikut:
1. SUSU FORMULA + kasih sayang ortu+'anugerah dan rancangan Tuhan untuk anak itu' = anak sehat
2. ASI + kasih sayang ortu+ 'anugerah Tuhan dan rancangan Tuhan untuk anak itu' = anak sehat

karena ASI maupun penggantinya sudah tersedia, maka faktor kasih sayang orangtua dan pemahaman tentang anugerah dan rancangan Tuhan sangat menentukan pertumbuhan dan arah masa depan anak. kasih sayang orangtua disini maksudnya adalah keharmonisan hubungan orangtua, yang tentu saja sangat ditentukan oleh prinsip yang dianut oleh orangtua dalam hal hubungan suami-isteri. Kalau suami mengasihi isteri walau bagaimanapun isterinya dan isteri tunduk total kepada suaminya walau bagaimanapun suaminya **deleted**, maka atmosfir keluarga Kerajaan Allah akan dirasakan oleh si bayi/anak sehingga akan menghasilkan suasana kondusip untuk tumbuh sehat (jasmani dan rohani).

contoh: dua hari lalu di KL saya baca di koran setempat yang melaporkan adanya seorang anak jenius umur 14 tahun hingga dapat beasiswa masuk perguruan tinggi paling top di Inggris ('MIT' nya Inggris). ceritanya anak itu ditemukan polisi melarikan diri dari orangtuanya dan tidak mau kembali ke rumah, alasannya adalah rumahnya bersuasana seperti neraka karena kedua orangtuanya sangat menuntut, tidak harmonis dan ambisius mendidik dengan cara yang membuat anak tertekan.
teman sekolah anak saya, melarikan diri dari sekolah, karena merasa tertekan, padahal anaknya pandai dg IQ > 125, karena stressnya dia tidak bisa mengerjakan satu soalpun ulangan atau ujian hariannya, tampaknya ortunya sangat menuntut dirinya untuk berhasil di sekolah itu.

kalau kita balik, jika kita paham betul akan anugerah Tuhan dan rancangan Tuhan untuk anak itu dan kita sebagai orangtua memberi suasana kasih sayang/keharmonisan, maka walau ASI tersendat dan duit pas-pasan untuk beli susu formula atau susu sapi kaleng, anak akan dijamin tetap sehat, karena Tuhan yang berdaulat atas masa depan anak itu. jadi, mari kita mencemaskan tentang hubungan harmonis ortu dan pemahaman akan anugerah Tuhan dan rancanganNya, sehingga kita cukup 'confident' dalam soal makanan dan sekolah anak-anak kita.

**deleted**
***********

Tuesday, March 18, 2008

Mudik ke Makassar

Kami sekeluarga akan pulang ke Makassar tgl 19-25 Maret ini. Besok pagi jam 04:00 kami sudah harus keluar rumah, berangkat ke Juanda. Pesawat rencananya berangkat jam 06:00.
Ini adalah penerbangan pertama Deo. Mohon didoakan supaya dia bisa tetap kuat dan sehat, dan bisa menikmati perjalanan besok.

Buat teman2 yang merayakan Paskah: Happy Easter. He is risen!

Sunday, March 02, 2008

Deo bilang "mama"

Ditengah kesedihan karena kepergian Johan, hari ini saya dikagetkan karena Deo yang selama ini sudah ngoceh gak keruan, tiba-tiba bilang: "umm... mam... mam... mama..."

Saya pikir saya yang salah dengar. Tapi ternyata itu diulanginya lagi di depan papanya, dengan mulut yang dimonyongkan :)
Duh, sangat mengharukan. Deo pertama kali bilang "mama" di umur enam bulan sebelas hari...

Selamat Jalan Johan

Namanya Johan Imanuel Kirdjo. Lahir September 2005 di RS Boromeus, Bandung. Ayahnya bernama Ageng Kirdjo dan ibunya adalah Hesti Retno TW (biasa kami panggil Mbak Hesti). Mbak Hesti ini adalah orang yang pertama kali memuridkan saya sewaktu masih di Bandung.

Johan lahir prematur (30 minggu, 1.45kg) dengan kelainan bawaan (bukan karena keprematurannya) yang disebut pure esophageal atresia (pure EA atau EA type A), dimana kerongkongan (esofagus) atas dan bawah tidak tersambung. Kelainan ini cukup jarang, 1 dari 4000 – 10000 kelahiran. [1]

Setelah menjalani beberapa kali operasi (yang pertama dalam waktu kurang dari 24 jam sejak lahir - dokter membuatkan lubang di lambung (gastrostomy), dimana kateter untuk memberi dia makan ditempatkan dan kerongkongan atas dikeluarkan di leher untuk mengeluarkan ludahnya - kemudian operasi yang kedua dan ketiga tahun 2007 di NUH, Singapore), Johan berangsur pulih...

Tapi sms yang saya terima dari Mas Setyo pagi tadi sangat mengejutkan, isi pesannya:
Setelah kritis karena infeksi dll, Johan anak Ageng wafat kemarin (Sabtu) jam 19:15 di RS Boromeus, dimakamkan hari ini di Bdg, dari rumah jam 13:00. Doakan Ageng+Hesti.
/Setyo

Sedih sekali. Duka yang sangat dalam dan airmata mengalir ketika saya mengingat perjuangan Johan (dan kedua orang tuanya) semasa hidupnya. Sungguh tidak disangka akan berakhir seperti ini...

Selamat jalan Johan. Tenanglah di rumah Bapa sekarang. Dan doa kami semoga Mas Ageng, Mbak Hesti, dan segenap keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan penghiburan sejati dari Bapa.

Alle Wege haben ein Ende,
ein frühes oder spätes Ziel.
Drum falt' im tiefsten Schmerz die Hände
und sprich in Demut: Wie Gott will.

Alles hat seine Zeit,
die Zeit der Liebe,
der Freude und des Glücks,
die Zeit der Sorgen und des Leids.
Es ist vorbei. Die Liebe bleibt.

Alles hat seine Zeit.
Es gibt eine Zeit der Stille,
eine Zeit des Schmerzes und der Trauer,
aber auch eine Zeit der dankbaren Erinnerung.

Alles im Leben hat seine Zeit,
jedes Ding hat seine Stunde unter dem Himmel.
Für das Geboren werden gibt es eine Zeit
und eine Zeit für das Sterben.
(Kohelet)

---
[1] Surat Kesaksian yang dikirimkan Mbak Hesti pada Juni 2007.

Monday, February 18, 2008

A visit from friends

Lars and Marlen, our beloved friends who live in Bremen, visited us on 9-11 January 2008. Yes, it was last mont. Frankly, I was intending to write about their visit on the day they left, but.....
Ok, ok, you know me, so I don't have to create any rationalized reasons... :)

Anyway, their visit was great. We went shopping, we chatted and played cards till midnight, and we drank v**** (sangat sangat sedikittt sekali), huehehe. Glad that Familie Sitompul could join us too. That was a memorable reunion.

Lars und Marlen, danke für euren Besuch, ihr seid beide klasse! Wir freuen uns schon wenn ihr uns bald wieder besuchen kommt, dann fliegen wir nach Lombok (vielleich...). Wünsch euch alles beste and der Liebe Gott segne euch!