Tuesday, March 18, 2008

Mudik ke Makassar

Kami sekeluarga akan pulang ke Makassar tgl 19-25 Maret ini. Besok pagi jam 04:00 kami sudah harus keluar rumah, berangkat ke Juanda. Pesawat rencananya berangkat jam 06:00.
Ini adalah penerbangan pertama Deo. Mohon didoakan supaya dia bisa tetap kuat dan sehat, dan bisa menikmati perjalanan besok.

Buat teman2 yang merayakan Paskah: Happy Easter. He is risen!

Sunday, March 02, 2008

Deo bilang "mama"

Ditengah kesedihan karena kepergian Johan, hari ini saya dikagetkan karena Deo yang selama ini sudah ngoceh gak keruan, tiba-tiba bilang: "umm... mam... mam... mama..."

Saya pikir saya yang salah dengar. Tapi ternyata itu diulanginya lagi di depan papanya, dengan mulut yang dimonyongkan :)
Duh, sangat mengharukan. Deo pertama kali bilang "mama" di umur enam bulan sebelas hari...

Selamat Jalan Johan

Namanya Johan Imanuel Kirdjo. Lahir September 2005 di RS Boromeus, Bandung. Ayahnya bernama Ageng Kirdjo dan ibunya adalah Hesti Retno TW (biasa kami panggil Mbak Hesti). Mbak Hesti ini adalah orang yang pertama kali memuridkan saya sewaktu masih di Bandung.

Johan lahir prematur (30 minggu, 1.45kg) dengan kelainan bawaan (bukan karena keprematurannya) yang disebut pure esophageal atresia (pure EA atau EA type A), dimana kerongkongan (esofagus) atas dan bawah tidak tersambung. Kelainan ini cukup jarang, 1 dari 4000 – 10000 kelahiran. [1]

Setelah menjalani beberapa kali operasi (yang pertama dalam waktu kurang dari 24 jam sejak lahir - dokter membuatkan lubang di lambung (gastrostomy), dimana kateter untuk memberi dia makan ditempatkan dan kerongkongan atas dikeluarkan di leher untuk mengeluarkan ludahnya - kemudian operasi yang kedua dan ketiga tahun 2007 di NUH, Singapore), Johan berangsur pulih...

Tapi sms yang saya terima dari Mas Setyo pagi tadi sangat mengejutkan, isi pesannya:
Setelah kritis karena infeksi dll, Johan anak Ageng wafat kemarin (Sabtu) jam 19:15 di RS Boromeus, dimakamkan hari ini di Bdg, dari rumah jam 13:00. Doakan Ageng+Hesti.
/Setyo

Sedih sekali. Duka yang sangat dalam dan airmata mengalir ketika saya mengingat perjuangan Johan (dan kedua orang tuanya) semasa hidupnya. Sungguh tidak disangka akan berakhir seperti ini...

Selamat jalan Johan. Tenanglah di rumah Bapa sekarang. Dan doa kami semoga Mas Ageng, Mbak Hesti, dan segenap keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan penghiburan sejati dari Bapa.

Alle Wege haben ein Ende,
ein frühes oder spätes Ziel.
Drum falt' im tiefsten Schmerz die Hände
und sprich in Demut: Wie Gott will.

Alles hat seine Zeit,
die Zeit der Liebe,
der Freude und des Glücks,
die Zeit der Sorgen und des Leids.
Es ist vorbei. Die Liebe bleibt.

Alles hat seine Zeit.
Es gibt eine Zeit der Stille,
eine Zeit des Schmerzes und der Trauer,
aber auch eine Zeit der dankbaren Erinnerung.

Alles im Leben hat seine Zeit,
jedes Ding hat seine Stunde unter dem Himmel.
Für das Geboren werden gibt es eine Zeit
und eine Zeit für das Sterben.
(Kohelet)

---
[1] Surat Kesaksian yang dikirimkan Mbak Hesti pada Juni 2007.