Monday, September 25, 2006

HK, ternyata tak seperti yang kubayangkan...

Pagi ini, pesawat yang kami tumpangi mendarat di Hong Kong.
Melihat gedung2 tinggi yang dikelilingi gunung, membuat saya jadi excited banget, jadi lupa kalo selama 10 jam terbang saya tidak tidur sama sekali -- karena keasikan nonton Poseidon dan Just My Luck.

Selesai ngurus bagasi, kami langsung cabut ke hotel. Karena saya dan suami masing2 cuma nenteng satu ransel dan satu kamera, kami putuskan untuk naik bis kota saja. Ini adalah kali pertama kami ke HK, makanya sempat celingak-celinguk dulu. Nah, dari sinilah beberapa hal yang tak kusangka tak kuduga terjadi...

Sebelum cabut saya sempatin ke toilet airport dulu. Di depan pintu toilet saya sempat bingung melihat tanda 'man' dan 'woman' yang rada gak jelas. Takut keliru, akhirnya saya tanya sama petugasnya.
"Excuse me, could you please tell me which one for woman?", kataku sambil nunjuk kedua toilet itu. Petugas itu menatap aku dengan diam. Takut sayanya yang salah ngomong, akhirnya saya ulangi lagi pertanyaannya. Ehh dia malah pergi... Tapi kemudian dia segera kembali bersama seorang teman. Sekali lagi saya ulangi pertanyaan saya. Tiba2 teman si petugas ini malah nyerocos pake bahasa Mandarin atau bahasa apalah yang saya benar2 gak ngerti. Melihat tampang saya yang bingung, dia ulangi lagi kalimatnya. Karena semakin bingung, akhirnya saya cuman bilang "kamsia", dan pergi...
Hare gene, ternyata masih ada juga ya orang yang gak bisa bahasa Inggris di HK, di international airport lagi!

Dalam perjalanan ke hotel, kami melewati jalan2 yang macet dan bising. Padahal itu masih jam 9 pagi loh. Duh, pikirku, ternyata gak beda sama Jakarta dan Surabaya ya. Mana panas lagi...

Sore hari, kami melancong ke Temple Street yang terkenal itu. Rame banget. Herannya, kalo nanya barang tapi gak jadi beli, tak jarang penjualnya jadi marah, ngomel2 gak jelas. Persis deh kayak di pasar Wonokromo kalo lagi mau beli sayuran :)
Trus kalo nego, bahasa yang dipergunakan bukan Inggris ataupun bahasa mereka, tapi pake bahasa kalkulator! Hehe, lucu juga...
Yang menarik di sekitar lokasi ini adalah banyak resto2 yang menjual Chinese food. Mirip kayak di Kya-kya Surabaya. Karena kami berdua sama2 penggemar Chinese food, makanya perhatian kami jadi beralih ke aneka-ragam makanan yang ditawarkan. Apalagi suamiku, kayaknya segala jenis jajanan dicobai semua :)

Dan saat ini, di malam ini, aku hanya bisa berbaring di kamar sambil sesekali nginternetan. Perutku sakit minta ampun dan beberapa kali harus bolak-balik ke kamar kecil. Duh, entah makanan apa tadi yang masuk dan bikin aku sampe diare gini...

Benar kan, HK ternyata gak beda jauh dengan keadaan di Indonesia. Mulai dari orang2nya, macet dan panasnya, sampe ke makanan yang enak2 tapi kalo gak hati2 malah bikin sakit perut. Sebelumnya ini tak pernah kubayangkan...

Atau mungkin sayanya yang terlalu udik ya? :)

---
Hesti yang lagi sakit perut melaporkan langsung dari Hong Kong
PS. Foto2 akan saya upload setelah tiba di Indonesia

Tuesday, September 12, 2006

iscab

Namanya Ignatius Sapto Condro Atmawan Bisawarna, disingkat jadi 'iscab', 26 thn, single. Bekennya dipanggil Condro. Kuliahnya di Uni-Bremen, di jurusan yang sama dengan suamiku, tapi selisih 2 angkatan.
Sudah beberapa hari ini tuh anak tiap pagi nelpon ke hp saya untuk ngebangunin kita, tepatnya ngebangunin suamiku karena memang ada janji pagi2 dengan Condro.
Tapi pagi ini, rasanya Condro gak ada janji apa2 dengan suamiku, tapi tetep nelpon tuh...
Waktu itu masih sekitar jam 9-an. Buat kami itu masih pagi banget, soalnya kami (khususnya saya) baru tidur jam 5 pagi. Dengan kepala berat, aku angkat telponnya...

Hesti (H): Hallo...
Condro (C): Hallo, Condro nih...
H: Iya tau, ada apa?
C: Mmm, pernah transfer data gak di Jerman?
H: Apa? Maksudnya?
C: Iya, transfer data. USB stick saya kena virus dari komputernya Ilham.
H: Ooo, iya tuh, kemarin2 komputer Ilham emang kena virus, makanya dia sampe format harddisk. Trus gimana dengan data2 kamu?
C: Yaa gak papa sih, untung kedeteksi sama Panda. Eh, Panda itu bagus gak sih?
H: Hmm, lumayan. Aku juga pake soalnya. Trus aku pake AVG juga.
C: Ohh AVG ya, itu bagus ya? Soalnya sama Panda virusnya sudah dinetralisir.
H: Mmm, bagus dong kalo gitu, brarti dibersihin kan? AVG malah biasanya kalo nemuin virus cuman dikerangkeng doang. Maklum, pake yang free-version sih.
C: Saya juga ada AVG. Bagus mana ya sama Panda?
H: (masih ngantuk2) Wah kalo soal antivirus mah jangan tanya saya. Tanya Indar aja, dia tuh yang jago.
C: Ooo, gitu ya...

Kemudian hening. Saya pikir sudah selesai. Tapi karena yang nelpon si Condro, gak enak dong kalo saya yang mutusin telponnya. Jadi saya tunggu beberapa saat, tapi karena gak ada juga suara, akhirnya dengan menahan kantuk saya coba ngomong...

H: Cond, udah selesai kan? Itu aja kan?
C: Iya, udah. Ehh, tunggu dulu...
H: Apaan?
C: (dengan semangat) Kemarin dengar di radio katanya tahun lalu tingkat perceraian di Jerman meningkat sampe 4000!
H: Haa?? (mataku seketika langsung melek)

Astaganaga.
Belum pernah ada orang yang membangunkan saya untuk urusan antivirus dan berita perceraian! Saking takjubnya, saya akhirnya malah jadi tertawa dan bilang ke Condro kalo saya akan menulis ini di blog saya :)

Duh tuh anak, memang unik sekali dia. Dari cara berpikir, cara ngomong, cara berpakaian, dll, keliatan kalau dia ini lain daripada yang lain. Coba lihat di sini.
Seorang classmate dia (anak India) yang kebetulan tinggal di apartment sebelah pernah nyelutuk ke suamiku kalo Condro itu salah satu calon the-best-student di jurusannya. Nilai2nya menakjubkan.
Nah karena si Condro itu tanggal lahirnya tepat sama dengan saya, 15 Juli, makanya waktu dengar berita itu, saya jadi ikutan senang. Trus mulai mikir, hmm memang anak2 yang lahir 15 Juli itu 'ditakdirkan' punya nilai2 bagus kalo sekolahnya di Jerman.
Hahaha. Apa hubungannya ya? Maksa banget yak? :))

Buat Condro, kalo kamu baca tulisan ini, TIDAK BOLEH PROTES!! :)

~ Didedikasikan untuk mereka yang belum mengenal Condro...

Friday, September 08, 2006

hari-hari setiap hari

Sang Pemazmur bilang, hari-hari manusia itu seperti rumput. Seperti bunga di padang ia berbunga. Apabila angin melintasinya, maka tak ada lagi ia, dan tempatnya pun tidak lagi mengenalnya...

Hari-hariku terus bergilir. Susah dan senang selalu ada. Dan dengan keterbatasanku, semua terekam dengan baik di memory. Perasaan hati senantiasa ikut menemani. Ketika susah, dia akan berduka, menangis, bahkan meraung. Tetapi ketika senang, dia akan membawaku untuk tersenyum dan tertawa.
Ahh, bagaimana mungkin angin bisa menerbangkan segala kekompleksan ini. Tidakkah itu terlalu 'berat' baginya?

Kemudian Sang Pemazmur juga bilang, kasih setia Tuhan akan tetap selama-lamanya. Atas orang-orang yang takut akan Dia. Dan keadilan bagi orang yang berpegang pada perjanjianNya, dan ingat untuk melakukan titahNya.

Semua yang ada padaku, semua yang sudah boleh terjadi, semata-mata hanya karena kasih karuniaNya saja...

Mmm, itu tadi penggalan lagu dari Mazmur 103. Pernah dengar dinyanyikan? Kalo belum, ntar kalo ketemu pasti akan saya coba nadakan dengan suara falsku :D