Sang Pemazmur bilang, hari-hari manusia itu seperti rumput. Seperti bunga di padang ia berbunga. Apabila angin melintasinya, maka tak ada lagi ia, dan tempatnya pun tidak lagi mengenalnya...
Hari-hariku terus bergilir. Susah dan senang selalu ada. Dan dengan keterbatasanku, semua terekam dengan baik di memory. Perasaan hati senantiasa ikut menemani. Ketika susah, dia akan berduka, menangis, bahkan meraung. Tetapi ketika senang, dia akan membawaku untuk tersenyum dan tertawa.
Ahh, bagaimana mungkin angin bisa menerbangkan segala kekompleksan ini. Tidakkah itu terlalu 'berat' baginya?
Kemudian Sang Pemazmur juga bilang, kasih setia Tuhan akan tetap selama-lamanya. Atas orang-orang yang takut akan Dia. Dan keadilan bagi orang yang berpegang pada perjanjianNya, dan ingat untuk melakukan titahNya.
Semua yang ada padaku, semua yang sudah boleh terjadi, semata-mata hanya karena kasih karuniaNya saja...
Mmm, itu tadi penggalan lagu dari Mazmur 103. Pernah dengar dinyanyikan? Kalo belum, ntar kalo ketemu pasti akan saya coba nadakan dengan suara falsku :D
2 comments:
saya tahu larik2 tsb, tapi kayaknya lagu yg dimaksud saya ngga tahu nih. kapan nih Hesti mo nyanyiin buat saya? :)
nyanyi buat Mbak Mer? boleh boleh...
Asal jangan pingsan ya kalo denger suara saya, kayak kaleng kelindes truk! hahaha...
btw, saya malahan yang pengen banget denger Mbak Mer nyanyi atau main musik :)
Post a Comment