Monday, October 17, 2005

Mereka berkata: "periksalah ke dokter"

Setelah phobia akan ular, aku yakin kalimat seperti: "periksalah ke dokter" akan menjadi phobia keduaku.
Bagaimana tidak, dalam beberapa bulan ini aku 'terpaksa' harus periksa ke dokter karena merasa ada sesuatu yang 'tidak semestinya' dalam tubuhku. Karena ingin tahu apa itu sebenarnya, aku coba telpon beberapa teman. Dan semua memberi saran yang sama: "periksalah ke dokter".
Setelah pikir-pikir dan diskusi dengan suami, oke.. akhirnya kami putuskan untuk periksa ke dokter.
Kalian tahu kan bagaimana rasanya pergi ke dokter? Begitu masuk ke klinik/tempat praktek, aroma ruangan yang bernuansa 'sakit' langsung terasa.. dan itu membuat aku jadi merasa benar-benar sakit! Mungkin karena kombinasi dari rasa takut, kuatir, dan tegang akan hasil pemeriksaan nanti. Belum lagi melihat pasien-pasien lain yang sepertinya memang benar-benar sakit, wah makin desperate-lah aku. Padahal sebenarnya (bisa jadi) tidak ada apa-apa. Oh mamamia...
Sejak kecil, aku memang paling takut ke dokter. Kalau sakit, sedapat mungkin aku akan minum obat-obatan yang notabene sudah jelas fungsinya - paracetamol untuk menurunkan demam, amoxy and ampicillin untuk antibiotik, antalgin untuk menghilangkan rasa sakit - tuh pinter kan saya?:). Atau aku akan beli obat-obatan yang banyak dijual di warung-warung di Indo - Procol, Decolgen, Panadol, dll. Kalau sudah parah, sedapat mungkin dokter kenalan keluarga akan diminta datang ke rumah untuk periksa. Dan kalau sudah sangat sangat parah, barulah aku akan periksa ke dokter.
Aku tahu, ini tidak baik. Seperti pepatah bilang: mencegah lebih baik daripada mengobati. Tapi sungguh, tidak ada yang kata yang bisa mendeskripsikan betapa alerginya aku dengan kalimat: "periksalah ke dokter"...

No comments: