Wednesday, January 18, 2006

Konsep Diri

Oke, kayaknya ini bahasan yang sudah basi deh ya. Tapi biar saja, wong saya lagi pengen nulis ini kok, hehehe...

Tadi pagi saya ujian presentasi di kelas Hypermedia. Buat anak2 Digital Media, yang namanya presentasi itu seharusnya sudah jadi makanan empuk, saking seringnya (harus) berpresentasi di depan kelas :). Kalo diitung2 mungkin ada 5 kali dalam tiap semester.
Sayangnya, saya ini punya konsep diri yang kurang baik (baca: sangat tidak PD-an). Belum juga apa2, sudah panik duluan, takut kaki gemeteran, kuatir kalo ntar ada pertanyaan yang gak bisa dijawab gimana ya, trus ditambah lagi dengan perut mules yang bikin tampangku jadi makin tidak karuan... Kasian banget deh saya ini, huhuhu...

Suamiku adalah orang yang paling sering ngomongin konsep diri. Akibatnya, aku jadi ikutan sering mikirin ini, tapi belum bisa nerapin semuanya.
Konsep diri itu seperti cara pandang atau cara menilai diri sendiri. Orang yang punya konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimis, mudah menyerah, gampang kuatir, mudah dipengaruhi karena tidak punya pendirian, dsb. Akibatnya dia akan tampak seperti orang yang kurang PD dan seringkali mengkritik dirinya sendiri.
Sebaliknya, orang yang punya konsep diri positif akan terlihat lebih optimis dan sangat PD.
Idealnya sih tentu saja menjadi orang dengan konsep diri positif. Tapi menurut saya, kalo terlalu PD juga bisa kebablasan jadi terkesan sombong ya... Yaa pokoknya diatur2 sajalah supaya tepat pada porsinya.

Konsep diri sangat dipengaruhi oleh pembentukan karakter sejak kecil, di dalam keluarga dan di sekolah. Selain itu, 'dengan siapa kita berteman' juga sangat mempengaruhi konsep diri kita.
Saya pernah punya teman yang selalu melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dia lakukan, dan dia pergi ke sana dan ke sini hanya untuk mendapatkan satu penghargaan dari orang2 tertentu di sekitarnya (ini menurut pengakuan dia sendiri). Dalam mata saya, dia sebenarnya orang yang hebat, dia punya segalanya: pinter, cantik, dan berduit. Tapi yang membuat saya heran kenapa konsep dirinya masih bisa dipengaruhi oleh 'apa kata orang nantinya'. Satu hal yang pasti, dia berteman dengan beberapa orang dari satu kelompok tertentu dan teman saya ini ingin sekali diterima di kelompok itu. Akibatnya hidup teman saya ini jadi seperti bergantung sekali pada komentar dari orang2 di kelompok itu. Sayang sekali...

Satu contoh lain. Sewaktu masih kerja di Surabaya, saya punya teman dekat yang akhirnya jadi seperti mbakku sendiri: Mbak Dina. Orangnya pinter dan pengalaman kerjanya oke banget, tapi dia tetap rendah hati. Yang membuat saya kagum adalah konsep dirinya yang kuat sekali. Saya seringkali terpana ngeliat bagaimana dia bisa tetap tegar dan tidak terpengaruh dengan sekelilingnya. Entah orang mau bilang apa, dia tetap jalan. Tentunya ini menyangkut hal2 yang baik dan benar.

Ingat pesan dari orang tua kita: Kebiasaan yang baik, jangan sampai jadi rusak hanya karena pergaulan yang tidak tepat.

..to be continued..

3 comments:

miraykemuning said...

Hesti, saya juga sering kayak gitu, gak pe-de. Dan kalo udah gitu, apa aja yang dikerjain bukan bagus malah malu-maluin.
setuju sama kamu, kalo konsep diri bisa dilatih dengan bantuan lingkungan. Sejak sering PA dan bersahabat dengan kalian, walopun belum bisa berubah 100%, saya ngerasa jauh lebih baik. Danke ya sis!

Hesti said...

Kami juga belajar banyak dari persahabatan dengan Mbak Mia dan Mas Yadi. Sikap dan karakter kalian banyak yang patut kami teladani. Love you, sis!

Hesti said...

hehe gak bermakud nyentil siapa2 mbak, ini tulisan ditujukan buat saya juga kok :)
btw, JRP apaan sih?
senang juga bisa ketemu dan temenan dengan mbak fanny yang selalu ceria dan cantik :)