Monday, January 23, 2006

Selamat tinggal sepatu butut..

Hari ini, tanpa direncanakan, aku membeli sepatu sport baru di Deichmann.. cihuyy!!
Sudah lama sebenarnya aku harus menanggalkan sepatu butut yang selama ini sudah menjadi teman perjalananku sehari2. Tapi karena aku terlalu sayang dengan sepatu ini, makanya tetap kupakai. Selain karena modelnya yang sederhana, sepatu ini juga sangat nyaman dipakai. Mau nginjek apa aja, kepentok apa aja, kalo pake sepatu ini kayaknya gak akan terlalu berasa deh.

Tapi hari ini, mau tak mau aku harus rela melepasnya. Penggantinya sudah datang..
Sepulang dari Deichmann, kupandangi sepatuku ini lama2 dan baru kusadari kalau ternyata dia memang sudah sangat jelek, bau, dan sangat butut. Sebagai penghargaan terakhir atas jasanya selama 1.5 tahun ini, kufoto dia. Kemudian akhirnya kumasukkan dia ke dalam tempat sampah.

Selamat tinggal sepatu bututku.. Goodbye.. Au revoir.. Tschüß..

5 comments:

Martini Moon said...

Are those shoes suited for squash? I am looking for sqaush shoes. Do you know what shoes are fit for squash?

Kind regards,
Martijn Fransen

For more music | youngsters | film | society issues | fashion | trends | oddities please visit www.gossiptalks.blogspot.com

miraykemuning said...

he he he. kirain mau posting sambungan konsep diri. Udah siap2 mau belajar.
Oh ya, kok ada yang mau sepatu bututmu Hes? sampein selamat jalan saya juga buat sepatu setiamu!

Hesti said...

hehe, sambungannya belom sempet ditulis mbak :)
iya nih, kok ada aja ya yang mau sama sepatu bututku itu. kayaknya orang iseng deh mbak.. wis, aku biarin ajalah.. hehe..

Samalona said...

Sepatu butut itu mewakili segala sesuatu yg kita tinggalkan, yg mau tidak mau harus berpisah dgn kita. Hanya, tidak setiap perpisahan kita mendapat kesempatan mengucapkan selamat tinggal.
Jadi, mengucapkan selamat tinggal kepada sepasang sepatu butut mungkin sedikit lebih sentimental, tapi mengucapkan selamat tinggal itu sendiri sesuatu yang wajar. (Jangan salah sangka. Saya ngomong begini bukan berarti saya sendiri tidak pernah sedikit lebih sentimental.) Saya bisa merasakan, karena pernah mengalami. Momen seperti itu pas kalo diiringi lagu a cappela-nya Boyz II Men: It's So Hard To Say Goodbye To Yesterday.

Hesti said...

Felix: Hehe.. yoi, akhirnya pergi juga dia..

Samalona: hmm, bener juga, rada sentimentil nih. Anyway, thanks for stop over here :).