Sunday, August 05, 2007

Respon terhadap tulisan Nesia [2]

Baca ini dulu: http://nesiari.multiply.com/journal/item/292/Yehova5_Inspirasi_vs_Wahyu

Saya akan coba membagikan kepada Nesia 'sedikit' dari apa yang saya pahami tentang sejarah penulisan Alkitab. Dan tulisan saya di bawah ini sama sekali tidak akan membahas atau membuat perbandingan dengan kitab2 lain yang menjadi pegangan umat lain.
Aduh aduh, siapakah saya ini sehingga saya dengan gagahnya bisa menuliskan pengetahuan saya yang hanya secuil tentang kitab pegangan umat lain? Saya ini terlalu kecil untuk hal yang sebesar itu :)

Alkitab memang dituliskan oleh 'manusia biasa' yang saya percaya sudah sejak awal mereka memang didesign Allah untuk dipakai menjadi penulis Alkitab. Para penulis ini berulangkali menyatakan bahwa mereka menyampaikan Firman Allah itu bersumber dari Allah sendiri, yang sama sekali tidak mengandung kesalahan dan memiliki otoritas. Sangatlah menakjubkan jika seorang penulis mengatakan hal tersebut, dan jika 40 orang penulis Alkitab dengan keliru mengklaim hal tersebut, maka pastilah mereka semua berdusta atau tidak waras atau keduanya.
Alkitab memuat pernyataan yang kuat dihubungkan dengan sumber, inspirasi dan isinya. Alkitab menyatakan bahwa Allah sendiri adalah arsitek sekaligus penulisnya. Hal itu dikuatkan dengan pernyataan2 berikut:
  • Ketahuilah, tak satu pun ramalan dalam Alkitab berasal dari interpretasi manusia, sebab ramalan bukan berasal dari manusia, akan tetapi para pengikut Tuhan berkata-kata dengan bimbingan Roh Kudus (2 Petrus 1:20-21)
  • Semua Firman Allah diberikan berdasarkan inspirasi Allah dan itu menguntungkan doktrin, sebagai bukti, koreksi, instruksi akan kebenaran (2 Timotius 3:16)
  • Surga dan dunia bisa musnah, tapi firmanKu tinggal tetap (Matius 24:35)

Dihadapkan pada beberapa pernyataan ini, beban untuk membukti kebenaran isinya seharusnya terletak pada pundak orang2 yang meragukannya.
Jika seseorang mau dan dengan sungguh2 menyelidiki bukti2 alkitabiah ini, maka dia akan menemukan bahwa klaim pengilhaman ilahi tersebut (yang dinyatakan lebih dari 3.000 kali dengan berbagai cara) sangat bisa dibenarkan.
Bukti mengagumkan tentang nubuat yang digenapi hanyalah salah satunya. Ratusan nubuat didalam Alkitab telah digenapi, secara spesifik dan mendetail, seringkali lama setelah penulis nubuat tersebut meninggal.
Contohnya, Daniel meramalkan pada tahun 538 SM (Daniel 9:24-27) bahwa Kristus akan datang sebagai Juru Selamat dan Raja Israel yang dijanjikan 483 tahun setelah Raja Persia mengijinkan orang-orang Yahudi membangun kembali Yerusalem, yang pada saat itu masih berupa reruntuhan. Nubuat ini dengan jelas dan pasti akhirnya digenapi beberapa ratus tahun kemudian.
Banyak nubuat yang berkenaan dengan berbagai bangsa dan kota yang dengan berjalannya sejarah secara umum, digenapi semuanya secara literal. Lebih dari 300 nubuat digenapi oleh Kristus sendiri pada kedatanganNya yang pertama. Nubuat lain berhubungan dengan penyebaran kekristenan, agama-agama palsu, dan pokok-pokok lainnya.

Kemudian beberapa fakta yang mendukung keakuratan Alkitab secara ilmiah dinyatakan di sini:

  • Alkitab menyatakan bahwa bumi itu bulat lebih dari 2.200 tahun sebelum abad ke-15 dimana penjelajahan dilakukan untuk membuktikan bahwa bumi itu tidak datar. (Yesaya 40:22): “Dia yang bertahta di atas bulatan bumi…” Bahasa Ibrani menerjemahkannya sebagai ‘lingkaran’ yang maksud sebenarnya dalam ayat ini adalah ‘bulatan’.
  • Sebelum ada penemuan teleskop, Ptolemy menetapkan jumlah bintang sebanyak 1.056; Tycho Brahe 777, dan Kepley menghitung 1.005. Hitungan ini tampak konyol untuk orang yang hidup di abad 20, tetapi 600 tahun SM, Nabi Yeremia menyatakan bahwa bintang2 itu tidaklah terhitung jumlahnya (Yeremia 33:22).

Mengutip kalimat Nesia bagian paling akhir: Kebenaran mutlak pasti cuma satu, dan untuk sampai ke sana, tidak mungkin kalau tidak memakai pikiran, tidak hompimpa tahu-tahu inilah yang benar.
Setuju, kebenaran mutlak memang cuma satu. Tetapi untuk sampai kesana tidak harus dengan mengandalkan pikiran. Kenapa? Ada banyak hal yang karena keterbatasan pikiran manusia tidak dapat dipahaminya. Bukankah Allah itu maha segalanya? Bisakah pikiran Allah sepenuhnya dipahami oleh manusia? Tidak. Segala apa yang ada padaNya itu tidak akan pernah terjangkau oleh manusia.

Bumi itu bulat, tetapi Raja Nebukadnezar dalam Daniel 4:10-11 bermimpi melihat di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi, yang bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi...
Seperti yang tersirat di tulisan Nesia, secara logika ini memang sulit diterima; lain halnya jika bumi ini datar. Tapi coba deh dibaca ayat2 selanjutnya, di Daniel 4:20-22 dijelaskan secara detil arti dari mimpi si raja: sama sekali tidak ada hubungannya dengan bentuk bumi ini!

Saya seringkali terkagum2 melihat bagaimana Allah dengan begitu cerdas dan berseninya dalam mengungkapkan isi hatiNya. Dia memang ahli sejarah, ahli matematika, ahli kesusasteraan, ahli segala ilmu pengetahuan. Jika Allah memberi penglihatan lewat mimpi atau ilham atau wahyu atau apapun itu namanya, meski itu sulit dipahami secara pikiran dan logika manusia, tapi disitulah letak kemahakuasaan Allah. Manusia dengan segala keterbatasannya, harus bisa menerima itu. Dan disinilah iman harus diaplikasikan. Berbahagialah mereka hidup karena iman, yang tidak melihat tetapi percaya...

Semoga berguna ya Nes... :)

4 comments:

Anonymous said...

Setubuh... eh, setuju...

GBU.

Hesti said...

weitts, sudah mampir sini toh mas :) thanks ya.

Anonymous said...

shalom...
Salam kenal..

Hesti said...

Halo admin.
Salam kenal juga ya.